Waiting For Love - ChiaraOctora
Ini part 1 nya, enjoy!!
Lagi dan lagi Danisha selalu bangun telat, gapernah deh sejarahnya
dia tuh bangun PAGI.Sampe bangun pagi, taudeh setan apa yang nyambet
Danisha sampe bisa-bisanya kayak gitu. Dibangunin aja ya yaampun kagak
denger!! Tau pura-pura apa taudeh...
“Aduh non
Danissssss.. bangun!! Piye toh udah siang iki, nanti telat nonnn” dan
lagi dan lagi suara mbok Surti gapernah berhenti untuk menjadi alarm
nonstopnya Danisha.
“Aduh!! Simbok woles aja, Danis bangun.. ini mau mandi. Yaudah simbok
keluar aja, makasih udah bangunin Danis” Danis segera menepati
perkataannya. Bergegas mandi, ganti baju dan lupa sarapan lalu
berangkat.
Danishapun bergegas kesekolah tersayangnya
yaitu SMAN Karya Bangsa. Dan yaa harus terbiasa sama sifat Danis yang
begini nih..
“Pagi pak Haris, pak Roni, pak Jaka” sapa
Danis pada pak satpam dan rekan-rekannya ditambah senyuman Danis yang
supeeeeerrr muanis abis.
“Pagi ka Leva, pagi ka Andre,
pagi ka Keenan, pagi ka Oyot, Pagi juga kak Hanum” ga cape apatuh si
Danis ngafalin nama-nama kakak kelasnya? Sampe nama orang yang ngemis
dipinggir jalan aja di tanyain. Waduh
spektakuler banget kan?haha
Danis berjalan dari koridor menuju kelas X-A, dan di kelas
“Pagi Olla, pagi Jade, pagi juga Lila” sapa Danis, dan yang jelas Danis
gapernah tuh ngilangin ciri khasnya yaitu senyuman manisnya. “Eh Den,
udah ngerjain PR dari bu Tika?” tanya Lila. Den? Siapa Den? Den itu
Danisha, dan panggilan itu Danisha sendiri yang minta sebulan yang lalu
waktu lagi perkenalan di MOS “Hai semua, nama saya Danisha Aprillyani.
Tapi saya paling suka dipanggil Denis, kelahiran Bandung 14 April 1999.
Mohon kerjasamanya ya kawan” dan parahnya lagi di akhir kalimat itu para
peserta MOS sekaligus Panitianya dilempar senyuman manisnya.
“Oh itu.. Belum, haha” tawa Danis dengan giginya yang putih dan rata.
“Gila lo, kagak ada kapoknya apa ya dikasih hukuman?” cetus Jade
“Haha” Danis Cuma membalas senyumannya dengan tawa. Beberapa menit
kemudian bel masuk tiba, Danis menaruh tasnya di kolong meja dan
“Syurrrrr” beberapa kertas berhamburan di bawah,dan Danis segera
memungutnya.
Surat itu ga lain, “Surat Cinta” dari
Denistic haha. Dan surat itu ada berbagai macam, ga cuma yang seumuran,
dari kakak kelas juga ada. Bahkan satpam di depan pun mengirim surat
untuk Danisha. Dan Danisha cuma tersenyum lalu menyimpan surat itu di
tasnya, Danisha tetap menghargai Denistic yang setia ngirim surat buat
dia.
Pelajaran ‘Matematika’ ya ‘Matematika’ selalu
bored dimata
Danis, tapi beruntung bel tiba. Murid-murid segera berhamburan keluar
kelas. “Den, mau ke kantin bareng gue ga?” seperti biasa ka Harry selalu
masuk kelas Danis dan berusaha menawarkan Danisha untuk ke kantin
bersama, lantaran surat cintanya yang tak dibalas.
“Oke ka” jawab Danis dengan cepat. Danisha dan Harry berjalan di koridor diiringi kesunyian.
“Hmm.. gimana?” ka Harry memulai membuka percakapan “Gimana apanya ka?” jawab Danis dengan polos
“Surat gue” kata ka Harry penuh harapan.
Waduh gue belum baca semua suratnya lagi.
“Cieee, Harry berhasil juga lo dapetin cintanya Danis? Awas ada tukang tikung. Hahaa” ledek ka Andre,
huft, bersyukur gue tuhan masih sayang sama gue.
“Apaansih lo?
Just friend!”
jawab ka Harry, akhirnya Danis dan ka Herry sampai di kantin baksonya
bu Ruri yang super enak bagi lidahnya Danis. Danis memesan semangkuk dan
langgsung diantar.
“Teeettt...teeettt” bel masuk tiba, semua
murid masuk ke kelas, istirahat berlanggsung sangat cepat dan Danis baru
saja ingin membayar bakso yang ia pesan tadi tapi kata bu Ruri sudah
dibayar.
Sama siapa ya? Ah sudahlah kapan lagi makan gratis
Jam
demi jam berlalu tiba saatnya untuk murid-murid pulang sekolah, Danis
segera keluar kelas dan menyapa lagi teman-teman atau kakak kelasnya.
“Hati-hati
dijalan ya ka Andre, ka Harry, ka Leva, Lila, Olla, ka Keenan dan
semuanya. Denis duluanya” Danis itu emang perempuan yang manis dan baik.
Tapi ya kalau ada cewek-cewek yang gasuka paling bilang dia sksd caper
atau semacamnyalah.
Biasanya Danis selalu dijemput ka Defa, tapi sekarang mana ya? Kok belum keliatan juga tuh batang idungnya?
Duhh ka Defa mana ya? Lama banget keburu anak Cinus pulang nih dan benar saja dugaan Danis. Kakaknya tak kunjung datang sekolahpun sepi.
Beberapa
laki-laki memakai berbagai macam motor melewati sekolah Danis dan ada
salah satunya melihat ke arah Danis. Bulu kuduk Danis langgsung berdiri
ihhh ngeri kali.
Tapi nasib baik ka Defa muncul dengan mobil avanza silvernya. Tanpa
menunggu aba-aba dari kakaknya Danis langgsung membuka pintu mobil dan
duduk di sebelah ka Defa.
“Sorry ya de..” “Sorry sorry! Lo ga tau?
Tadi tuh gue hampir diculik sama ank Cinus! Gila kan? Cuma gara-gara
nunggu lo doang! Keong!” belum sempat Defa melanjutkan perkataan udah
dipotong aja sama Danis.
“Maaf dek, tadi Aress mendadak sakit. Jadi nganter kerumah sakit dulu” jelas ka Defa sambil mengemudi, ka Defa jadi murung
“Hmm.. iya gue gatau ka, emang ka Aress sakit apa?”
“Sakit asmanya kambuh dek” , “Kasian banget ka, terus sekarang gimana kak?”
“Sekarang? Udah gapapa kok, kan udah di anterin gue ke rumah sakit” jawab ka Defa
Ga
lama kemudian Danis dan ka Defa sampai dirumah, mbok surti pun
membukakan gerbang. Terlihat mobil alphard bernomor seri A78EEF6.
Danisha pun segera turun “Ayahhhh!!” teriak Danisha, Danis langgsung
memeluk tubuh ayahnya hangat... hangat..
“Ayah Danis kangen” bisik Danisa
“Ayah juga sayang” dikecup kening anaknya itu dengan penuh cinta..
“Hei gantian kali mama juga mau peluk.. haha” lagi-lagi mama bercanda, hihi
Kemesraan ini diakhiri oleh candaan mama, Danisha, ka Defa, mama dan ayah segera masuk kerumah. Menikmati
moment-moment yang jarang di temui Danis dan Defa karena dari dulu mereka hanya bertemu ayahnya 5tahun sekali. Kebayangkan?
Ga kerasa cepat banget malam berlalu, Danisha dan keluarga makan
bersama di meja makan. “Dek, maaf kamu sama kak Defa makan di luar aja
ya, di belakang rumah” kata ayah. Aku dan kak Defa pun segera ke
belakang rumah. Kak Defa memainkan tab-nya dan aku memainkan laptop.
“Dek” kak Defa membuka pembicaraan
“Iya kak?” jawab Danisha sambil melahap roti bakar tabur gula
“Menurut lo gue pantes ga sih sama Aress?” nada bicara kak Defa mulai
terdengar serius, Danisha-pun memandang kakak laki-lakinya itu
“Emang selama ini yang lo rasa ke dia apa kak?”
“Gue? Ya nyaman-nyaman aja kali, tapi...”
“Tapi kenapa?”
“Hmm.. enggak deh” “Defa.. Danisha masuk sudah malam” panggil mama. Kak Defa dan Danisha-pun masuk ke dalam rumah.
“Mah Defa mau tidur ya, besok pagi mau berangkat”
“Lah? Besokkan minggu ka?” tanya Danis
“Iya” tanpa berpikir panjang Danis langgsung mengikuti langgkah kakaknya yaitu
go to the bed.
Kelanjutannya bisa cek sendiri ya ke
http://www.wattpad.com/story/7659336-waiting-for-love thanks :)